Selasa, 02 Juli 2013

Sudahkah kita memerhatikan 7 aspek kehidupan kita ?


Terkadang kita cenderung menilai orang lain dari sesuatu yang mereka miliki. Seperti jenis kendaraan apa yang dibawanya, rumahnya dimana, atau gadget apa yang dibawanya. Dan terkadang pula kita menilai diri sendiri dengan tolak ukur seperti ini, tolak ukur bedasarkan aspek material. Ketika kita cenderung menilai orang lain hanya dari aspek material, maka secara tidak sadar kita akan menciptakan semacam ‘kasta’ atau tingkatan-tingkatan seseorang di dalam pikiran kita. Misalnya, si A rumahnya di anu, kendaraannya anu maka kita akan mengklasifikasikan dia di level 1. Lalu si B rumahnya di anu, kendaraannya anu maka kita akan mengklasifikasikan dia di level 2 dan seterusnya, dan ini cenderung kita lakukan secara tidak sadar. Dan celakanya kita akan memberikan rasa hormat, rasa menghargai yang berbeda-beda kepada setiap orang. Sesuai dengan ‘kasta’ yang telah kita buat di dalam pikiran kita. Sehingga ada aspek lain yang kita abaikan yaitu aspek sosial. Padahal tentu kita harus menghormati dan menghargai setiap orang yang ada di sekitar kita, tidak peduli di ‘kasta’ mana ia berada.

Sebetulnya ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan di dalam kehidupan ini selain aspek material. Dr. IbrahimElfiky dalam bukunya Quwwat al-Takfir atau terapi berpikir positif, menuliskan tujuh aspek penting dalam kehidupan yaitu :
1.      Aspek Spiritual
Ini berkaitan dengan hubungan vertikal kita dengan Allah. Bagaimana cara kita memelihara keimanan dan ketaqwaan kita kepada-Nya, bagaimana cara kita memelihara shalat kita. Lalu apakah kita sudah menjaga segala perilaku kita sesuai dengan kaidah-kaidah agama kita.
2.      Aspek Kesehatan
Dalam aspek kesehatan kita tentu perlu memperhatikan bagaimana pola makan, pola tidur kita, bagaimana kita menjaga kebugaran fisik kita dengan berolahraga.
3.      Aspek Kepribadian
Aspek kepribadian ini menyangkut dengan rasa percaya diri, pengembangan diri, penghargaan terhadap diri sendiri. Bagaimana cara kita untuk selalu belajar dalam hal pengembangan diri, mungkin dengan banyak membaca, menghadiri seminar dan pelatihan yang bermanfaat.
4.      Aspek Keluarga
Setiap hari tentu kita berinteraksi dengan anggota keluarga, baik itu orang tua, suami-istri, anak-anak, saudara, atau siapa saja yang ada dalam keluarga kita. Tentu di dalam kehidupan keluarga kita harus selalu menjaga hubungan baik, rasa kasih sayang dan kedekatan dengan anggota keluarga kita.
5.      Aspek Sosial
Aspek ini mencakup hubungan kita dengan masyarakat dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Tentu kita harus menjadi pribadi yang menghormati dan menghargai orang lain, menjadi pribadi yang pandai berinteraksi dan bergaul dengan orang lain, entah itu tetangga, teman atau bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun.
6.      Aspek Profesi
Aspek ini berkaitan dengan profesi alias pekerjaan kita. Bagaimana tingkat kecintaan kita terhadap pekerjaan kita. Apakah kita benar-benar menyukai pekerjaan kita, atau justru kita terpaksa berada dalam pekerjaan ini. Bagaimana hubungan kita dengan rekan kerja dan atasan kita, apakah terjadi sinergi yang positif, atau bahkan kompetisi yang negatif.
7.      Aspek Material
Dalam aspek ini kita akan berbicara tentang pendapatan dan kondisi finansial alias kondisi keuangan kita. Apakah kita sudah merencanakan keuangan kita, bagaimana cara kita menabung, investasi, cara kita mengelola hutang dan bagaimana cara kita memenuhi segala kebutuhan hidup kita.
Ini adalah tujuh aspek yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita. Tentu kita tidak boleh hanya memperhatikan aspek profesi dan material saja. Ada sesuatu yang mengganggu ketika kita di satu sisi mencapai posisi yang tinggi dalam aspek profesi dan kemapanan dalam aspek material, tetapi hubungan kita dengan Allah, hubungan kita dengan keluarga berantakan.
Dr. Ibrahim Elfiky menempatkan Aspek Spiritual pada urutan pertama, karena ini merupakan aspek yang memegang kendali terhadap aspek-aspek yang lainnya. Ibarat suatu rangkaian kereta, maka aspek spiritual ini merupakan lokomotifnya, yang menentukan kemana arah kereta melaju, berapa kecepatan kereta, akan berhenti di stasiun mana dan lain sebagainya. Dan ini mengisyaratkan kepada kita untuk dapat memenuhi seluruh aspek tersebut, maka pertama-tama kita harus memperbaiki aspek spriritual kita, hubungan kita dengan Allah. Dan meminjam kata Mario Teguh lalu perhatikan apa yang terjadi.